Bijak Bermedia Sosial dan Antisipasi Hoaks
Kemenpora Ingatkan Pemuda Bijak Bermedia Sosial dan Antisipasi Hoaks di Tengah Masyarakat
Bijak Bermedia Sosial dan Antisipasi Hoaks. Pada era digital seperti sekarang ini, media sosial telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa juga tidak terlepas dari penggunaan media sosial. Namun, penting bagi pemuda untuk menggunakan media sosial dengan bijak dan bertanggung jawab.
Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengingatkan pemuda untuk menjadi pengguna media sosial yang cerdas dan beretika. Dalam era informasi yang begitu cepat, penting bagi pemuda untuk memverifikasi informasi sebelum membagikannya kepada orang lain. Hal ini bertujuan untuk mencegah penyebaran hoaks yang dapat merugikan masyarakat.
Pemuda juga perlu memahami bahwa apa yang mereka bagikan di media sosial dapat memiliki dampak yang besar. Oleh karena itu, sebelum membagikan informasi atau berita, penting untuk memastikan kebenarannya terlebih dahulu. Ini dapat dilakukan dengan melakukan pengecekan di berbagai sumber yang terpercaya.
Selain itu, penting bagi pemuda untuk memahami etika bermedia sosial. Hindari menyebarkan konten yang bersifat negatif, menghina, atau merugikan orang lain. Gunakan media sosial sebagai sarana untuk berbagi informasi positif, inspiratif, dan mendukung perkembangan masyarakat.
Kemenpora juga mengingatkan pemuda untuk tidak mudah terprovokasi oleh konten yang berpotensi menyebarkan kebencian atau konflik. Jaga sikap dan perilaku yang santun dalam berinteraksi di media sosial. Jangan terlibat dalam perdebatan yang tidak sehat atau menyebarluaskan konten yang dapat memicu perpecahan di masyarakat.
Bijak Bermedia Sosial dan Antisipasi Hoaks
Untuk memastikan pemuda dapat menggunakan media sosial dengan bijak, penting bagi mereka untuk terus meningkatkan literasi digital. Literasi digital meliputi pemahaman tentang keamanan digital, privasi, dan cara menggunakan media sosial dengan bertanggung jawab. Kemenpora juga mendorong pemuda untuk mengikuti pelatihan atau workshop yang dapat membantu mereka meningkatkan pemahaman tentang literasi digital.
Pentingnya pemuda menjadi pengguna media sosial yang cerdas dan bertanggung jawab juga diakui oleh pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan dan regulasi terkait penggunaan media sosial. Pemuda perlu memahami dan mematuhi aturan-aturan tersebut agar dapat menggunakan media sosial dengan aman dan bertanggung jawab.
Sebagai pemuda, kita memiliki peran penting dalam menjaga keamanan dan kenyamanan di media sosial. Dengan menggunakan media sosial dengan bijak, kita dapat mencegah penyebaran hoaks dan konten negatif yang dapat merugikan masyarakat. Mari kita jadikan media sosial sebagai sarana untuk berbagi informasi positif dan mendukung perkembangan masyarakat.
Pemuda adalah agen perubahan yang memiliki potensi besar untuk membawa perubahan positif dalam masyarakat. Dengan menggunakan media sosial secara bijak, pemuda dapat menjadi contoh yang baik bagi generasi lainnya. Mari kita bersama-sama menciptakan ruang digital yang aman, positif, dan bermanfaat bagi semua.
Bijak Bermedia Sosial dan Antisipasi Hoaks
Jakarta: Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) menggelar acara Nonton Bareng dan Talk Show Muda Memilih dengan Tema ‘Bijak Bermedia Sosial di Tengah Masa Krisis’ yang diselenggarakan di Theater Wisma Menpora, Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta, Kamis (14/12).
Nonton Bareng dan Talk Show ini diikuti peserta dari berbagai Sekolah Menengah Atas (SMA) di Jakarta dan sekitarnya serta diikuti beberapa organisasi kepemudaan.
Menghadirkan para narasumber yang kompeten seperti Program Coordinator Siberkreasi Abd. Hamas Nahdly, Analis Politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago serta dipandu moderator Standup Comedian Duto Triadji.
Asisten Deputi Wawasan Pemuda Edi Nurinda Susila secara resmi membuka acara dan menyampaikan serta mengingatkan kepada generasi muda untuk bijak dalam bermedia sosial di tengah krisis (jelang Pilpres 2024). Serta mengantisipasi berita-berita hoaks yang masih merebak di tengah masyarakat.
“Adik-adik para peserta semua adalah generasi muda, garda bangsa dan pemimpin di masa yang akan datang. Melalui film pendek ini kita sebagai pemuda harus memiliki peran penting dalam memfilter informasi yang diterima,” ujarnya.
Bijak Bermedia Sosial dan Antisipasi Hoaks
“Penyebaran informasi hoaks di Indonesia masih menjadi masalah serius terlebih di tengah-tengah menjelang Pemilihan Presiden 2024. Jadi adik-adik harus hati-hati bermain dengan media sosialnya. Serta silahkan memilih (Pilpres 2024) tapi tidak boleh menghujat,” pesannya.
Menurut data BPS tahun 2022 lanjutnya, sebanyak 68 juta jiwa penduduk Indonesia masuk dalam kategori pemuda. Selain itu Indonesia juga akan menghadapi bonus demografi, para peserta menjadi bagian didalamnya.
“Potensi bonus demografi ini harus dimanfaatkan dengan baik agar negara tidak rugi. Adik-adik harus berjuang, belajar keras untuk bersaing, berkolaborasi dan bersinergi dengan pemuda lainnya di seluruh Indonesia,” imbuh Edi.
“Melalui kegiatan ini mari kita gunakan untuk belajar dan tumbuh bersama dan mari kita jadikan ini merupakan langkah awal kita menjadi pemuda yang bijak dalam menggunakan media sosial serta berkontribusi positif bagi bangsa. Dengan bacaan basmallah kegiatan ini resmi saya buka,” ucapnya.
Diawal acara para peserta yang merupakan pemuda dan Generasi Z ini diajak untuk menyaksikan Film pendek berjudul Tilik yang dirilis tahun 2018 lalu. Film ini mengajarkan tentang pentingnya mengantisipasi hoaks yang merebak di tengah masyarakat.
Program Coordinator Siberkreasi Abd. Hamas Nahdly juga mengingatkan kepada generasi muda untuk saring sebelum sharing, sabar sebelum sebar serius, serta bijak bersosial media.
“Ruang internet atau ruang digital itu sudah bukan lagi dunia maya, itu adalah dunia yang sangat riil, realita sosial semua hadir disana dari berbagai aspek dan isu dan tugas kita sebagai pengguna ruang digital adalah harus menjadi orang yang bijak dan serius dalam bermedia sosial, serius menggali informasi, serius memilah informasi dan serius menyebarkan informasi. Saring sebelum sharing dan sabar sebelum sebar,” pesannya.
Jejak Sejarah Kelembagaan Kemenpora dari masa ke masa
Tonggak sejarah kelembagaan yang mengurusi pembangunan kepemudaan dan keolahragaan sebenarnya sudah ada sejak masa awal kemerdekaan Indonesia. Sebagaimana penelusuran tim tentang sejarah pengelolaan kegiatan olahraga dan pemuda oleh negara diketahui pada susunan Kabinet pertama yang dibentuk pada tanggal 19 Agustus 1945. Kabinet yang bersifat presidensial memiliki Kementerian Pengajaran yang dipimpin oleh Menteri Ki Hajar Dewantoro. Kegiatan olahraga dan pendidikan jasmani berada di bawah Menteri Pengajaran. Istilah pendidikan jasmani dipergunakan dalam lingkungan sekolah sedangkan istilah olahraga digunakan untuk kegiatan olahraga di masyarakat yang berupa cabang–cabang olahraga. Usia kabinet pertama yang kurang dari tiga bulan kemudian diganti dengan Kabinet II yang berbentuk parlementer di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Sutan Sjahrir yang dilantik pada tanggal 14 November 1945.
Tangan Kanan Mengepal : Merupakan wujud Tekad, Semangat, Kokoh, Teguh, Kemauan kuat Pemuda untuk menjaga Negara Kesatuan Repubik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta Bhineka Tunggal Ika
Tiga pilar pada tangan mengepal : mempunyai makna ketiga peristiwa sejarah yaitu: Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928 dan Kemerdekaan Indonesia 1945 yang Pelaku utamanya adalah Pemuda.
Warna Biru : mempunyai makna lambang/simbolik : Keliasan Pandangan dan Pikiran, Smart, Bergerak Maju, Inovatif dan Inspiratif, Kedewasaan, Kematangan, Penguasaan Ilmu Pengetahuan, dan Dinamis